Islam my way of life

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

maakatul mukarromah

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

indonesiaku islamku

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

al quranul karim

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

kumpulan doa

doa berfungsi untuk menunjukkan keagungan Allah swt kepada hamba-hambaNya yang lemah. Dengan doa seorang hamba menyadari bahwa hanya Allah yang memberinya nikmat, menerima taubat, yang memperkenankan doa-doanya.

Rabu, 27 November 2013

Abu Nawas Mendemo Tuan Kadi Abu Nawas Mendemo Tuan Kadi

Pada suatu sore, ketika Abu Nawas sedang mengajar murid-muridnya. Ada dua orang tamu datang ke rumahnya. Yang seorang adalah wanita Pada suatu sore, ketika Abu Nawas sedang mengajar murid-muridnya. Ada dua orang tamu datang ke rumahnya. Yang seorang adalah wanita tua penjual kahwa, sedang satunya lagi adalah seorang pemuda berkebangsaan Mesir. tua penjual kahwa, sedang satunya lagi adalah seorang pemuda berkebangsaan Mesir.
 
Wanita tua itu berkata beberapa patah kata kemudian diteruskan dengan si pemuda Mesir. Setelah mendengar pengaduan mereka, Abu Nawas Wanita tua itu berkata beberapa patah kata kemudian diteruskan dengan si pemuda Mesir. Setelah mendengar pengaduan mereka, Abu Nawas menyuruh murid-muridnya menutup kitab mereka. menyuruh murid-muridnya menutup kitab mereka. "Sekarang pulanglah kalian. Ajak teman-teman kalian datang kepadaku pada malam hari ini sambil membawa cangkul, penggali, kapak dan "Sekarang pulanglah kalian. Ajak teman-teman kalian datang kepadaku pada malam hari ini sambil membawa cangkul, penggali, kapak dan martil serta batu." martil serta batu."

Murid-murid Abu Nawas merasa heran, namun mereka begitu patuh kepada Abu Nawas. Dan mereka merasa yakin gurunya selalu berada Murid-murid Abu Nawas merasa heran, namun mereka begitu patuh kepada Abu Nawas. Dan mereka merasa yakin gurunya selalu berada membuat kejutan dan berddfa di pihak yang benar. membuat kejutan dan berddfa di pihak yang benar. Pada malam harimya mereka datang ke rumah Abu Nawas dengan membawa peralatan yang diminta oleh Abu Nawas. Pada malam harimya mereka datang ke rumah Abu Nawas dengan membawa peralatan yang diminta oleh Abu Nawas. Berkata Abu Nawas,"Hai kalian semua! Pergilah malam hari ini untuk merusak Tuan Kadi yang baru jadi." Berkata Abu Nawas,"Hai kalian semua! Pergilah malam hari ini untuk merusak Tuan Kadi yang baru jadi." "Hah? Merusak rumah Tuan Kadi?" gumam semua muridnya keheranan. "Hah? Merusak rumah Tuan Kadi?" gumam semua muridnya keheranan. "Apa? Kalian jangan ragu. Laksanakan saja perintah gurumu ini!" kata Abu Nawas menghapus keraguan murid-muridnya. Barangsiapa yang "Apa? Kalian jangan ragu. Laksanakan saja perintah gurumu ini!" kata Abu Nawas menghapus keraguan murid-muridnya. Barangsiapa yang mencegahmu, jangan kau perdulikan, terus pecahkan saja rumah Tuan Kadi yang baru. Siapa yang bertanya, katakan saja aku yang menyuruh mencegahmu, jangan kau perdulikan, terus pecahkan saja rumah Tuan Kadi yang baru. Siapa yang bertanya, katakan saja aku yang menyuruh merusak. Barangsiapa yang hendak melempar kalian, maka pukullah mereka dan iemparilah dengan batu." merusak. Barangsiapa yang hendak melempar kalian, maka pukullah mereka dan iemparilah dengan batu." Habis berkata demikian, murid-murid Abu Nawas bergerak ke arah Tuan Kadi. Laksana demonstran mereka berteriak-teriak menghancurkan Habis berkata demikian, murid-murid Abu Nawas bergerak ke arah Tuan Kadi. Laksana demonstran mereka berteriak-teriak menghancurkan rumah Tuan Kadi. rumah Tuan Kadi. Orang-orang kampung merasa heran melihat kelakukan mereka. Lebih-lebih ketikatanpa basa-basi lagi mereka iangsung merusak rumah Tua Orang-orang kampung merasa heran melihat kelakukan mereka. Lebih-lebih ketikatanpa basa-basi lagi mereka iangsung merusak rumah Tua Kadi. Orang-or- ang kampung itu berusaha mencegah perbuatan mereka, namun karena jumlah Kadi. Orang-or- ang kampung itu berusaha mencegah perbuatan mereka, namun karena jumlah

murid-murid Abu Nawas terlalu banyak maka orang-orang kampung tak berani mencegah. murid-murid Abu Nawas terlalu banyak maka orang-orang kampung tak berani mencegah. Melihat banyak orang merusak rumahnya, Tuan Kadi segera keluar dan bertanya,"Siapa yang menyuruh kalian merusak rumahku?" Melihat banyak orang merusak rumahnya, Tuan Kadi segera keluar dan bertanya,"Siapa yang menyuruh kalian merusak rumahku?" Murid-murid itu menjawab,"Guru kami Tuan Abu Nawas yang menyuruh kami!" Murid-murid itu menjawab,"Guru kami Tuan Abu Nawas yang menyuruh kami!" Habis menjawab begitu mereka bukannya berhenti malah terus menghancurkan rumah Tuan Kadi hingga rumah itu roboh dan rata dengan Habis menjawab begitu mereka bukannya berhenti malah terus menghancurkan rumah Tuan Kadi hingga rumah itu roboh dan rata dengan tanah. tanah. Tuan Kadi hanya bisa marah-marah karena tidak orang yang berani membelanya "Dasar Abu Nawas provokator, orang gila! Besok pagi aku akan Tuan Kadi hanya bisa marah-marah karena tidak orang yang berani membelanya "Dasar Abu Nawas provokator, orang gila! Besok pagi aku akan melaporkannya kepada Baginda." melaporkannya kepada Baginda." Benar, esok harinya Tuan Kadi mengadukan kejadian semalam sehingga Abu Nawas dipanggil menghadap Baginda. Benar, esok harinya Tuan Kadi mengadukan kejadian semalam sehingga Abu Nawas dipanggil menghadap Baginda.

Setelah Abu Nawas menghadap Baginda, ia ditanya. "Hai Abu Nawas apa sebabnya kau merusak rumah Kadi itu" Setelah Abu Nawas menghadap Baginda, ia ditanya. "Hai Abu Nawas apa sebabnya kau merusak rumah Kadi itu" Abu Nawas menjawab,"Wahai Tuanku, sebabnya ialah pada sliatu malam hamba bermimpi, bahwasanya Tuan Kadi menyuruh hamba merusak Abu Nawas menjawab,"Wahai Tuanku, sebabnya ialah pada sliatu malam hamba bermimpi, bahwasanya Tuan Kadi menyuruh hamba merusak rumahnya. Sebab rumah itu tidak cocok baginya, ia menginginkan rumah yang lebih bagus lagi.Ya, karena mimpi itu maka hamba merusak rumahnya. Sebab rumah itu tidak cocok baginya, ia menginginkan rumah yang lebih bagus lagi.Ya, karena mimpi itu maka hamba merusak rumah Tuan Kadi." rumah Tuan Kadi." Baginda berkata," Hai Abu Nawas, bolehkah hanya karena mimpi sebuah perintah dilakukan? Hukum dari negeri mana yang kau pakai itu?" Baginda berkata," Hai Abu Nawas, bolehkah hanya karena mimpi sebuah perintah dilakukan? Hukum dari negeri mana yang kau pakai itu?" Dengan tenang Abu Nawas menjawab,"Hamba juga memakai hukum Tuan Kadi yang baru ini Tuanku." Dengan tenang Abu Nawas menjawab,"Hamba juga memakai hukum Tuan Kadi yang baru ini Tuanku."

Mendengar perkataan Abu Nawas seketika wajah Tuan Kadi menjadi pucat. la terdiam seribu bahasa. Mendengar perkataan Abu Nawas seketika wajah Tuan Kadi menjadi pucat. la terdiam seribu bahasa. "Hai Kadi benarkah kau mempunyai hukum seperti itu?" tanya Baginda. "Hai Kadi benarkah kau mempunyai hukum seperti itu?" tanya Baginda. Tapi Tuan Kadi tiada menjawab, wajahnya nampak pucat, tubuhnya gemetaran karena takut. Tapi Tuan Kadi tiada menjawab, wajahnya nampak pucat, tubuhnya gemetaran karena takut. "Abu Nawas! Jangan membuatku pusing! Jelaskan kenapa ada peristiwa seperti ini !" perintah Baginda. "Abu Nawas! Jangan membuatku pusing! Jelaskan kenapa ada peristiwa seperti ini !" perintah Baginda. "Baiklah ...... "Abu Nawas tetap tenang. "Baginda.... beberapa hari yang lalu ada seorang pemuda Mesir datang ke negeri Baghdad ini untuk "Baiklah ...... "Abu Nawas tetap tenang. "Baginda.... beberapa hari yang lalu ada seorang pemuda Mesir datang ke negeri Baghdad ini untuk berdagang sambil membawa harta yang banyak sekali. Pada suatu malam ia bermimpi kawin dengan anak Tuan Kadi dengan mahar (mas berdagang sambil membawa harta yang banyak sekali. Pada suatu malam ia bermimpi kawin dengan anak Tuan Kadi dengan mahar (mas kawin) sekian banyak. Ini hanya mimpi Baginda. Tetapi Tuan Kadi yang mendengar kabar itu langsung mendatangi si pemuda Mesir dan kawin) sekian banyak. Ini hanya mimpi Baginda. Tetapi Tuan Kadi yang mendengar kabar itu langsung mendatangi si pemuda Mesir dan meminta mahar anaknya. Tentu saja pemuda Mesir itu tak mau membayar mahar hanya karena mimpi. Nah, di sinilah terlihat arogansi Tuan meminta mahar anaknya. Tentu saja pemuda Mesir itu tak mau membayar mahar hanya karena mimpi. Nah, di sinilah terlihat arogansi Tuan Kadi, ia ternyata merampas semua harta benda milik pemuda Mesir sehingga pemuda itu menjadi seorang pengemis gelandangan dan akhirnya Kadi, ia ternyata merampas semua harta benda milik pemuda Mesir sehingga pemuda itu menjadi seorang pengemis gelandangan dan akhirnya ditolong oleh wanita tua penjual kahwa." ditolong oleh wanita tua penjual kahwa." Baginda terkejut mendengar penuturan Abu Nawas, tapi masih belum percaya seratus persen, maka ia memerintahkan Abu Nawas agar Baginda terkejut mendengar penuturan Abu Nawas, tapi masih belum percaya seratus persen, maka ia memerintahkan Abu Nawas agar memanggil si pemuda Mesir. Pemuda Mesir itu memang sengaja disuruh Abu Nawas menunggu di depan istana, jadi mudah saja bagi Abu memanggil si pemuda Mesir. Pemuda Mesir itu memang sengaja disuruh Abu Nawas menunggu di depan istana, jadi mudah saja bagi Abu Nawas memanggil pemuda itu ke hadapan Baginda. Nawas memanggil pemuda itu ke hadapan Baginda.

Berkata Baginda Raja,"Hai anak Mesir ceritakanlah hal-ihwal dirimu sejak engkau datang ke negeri ini." Berkata Baginda Raja,"Hai anak Mesir ceritakanlah hal-ihwal dirimu sejak engkau datang ke negeri ini."

Ternyata cerita pemuda Mesir itu sama dengan cerita Abu Nawas. Bahkan pemuda itu juga membawa saksi yaitu Pak Tua pemilik tempat kost Ternyata cerita pemuda Mesir itu sama dengan cerita Abu Nawas. Bahkan pemuda itu juga membawa saksi yaitu Pak Tua pemilik tempat kost dia menginap. dia menginap. "Kurang ajar! Ternyata aku telah mengangkat seorang Kadi yang bejad moralnya." "Kurang ajar! Ternyata aku telah mengangkat seorang Kadi yang bejad moralnya." Baginda sangat murka. Kadi yang baru itu dipecat dan seluruh harta bendanya dirampas dan diberikan kepada si pemuda Mesir. Baginda sangat murka. Kadi yang baru itu dipecat dan seluruh harta bendanya dirampas dan diberikan kepada si pemuda Mesir. Setelah perkara selesai, kembalilah si pemuda Mesir itu dengan Abu Nawas pulang ke rumahnya. Pemuda Mesir itu hendak membalas kebaikan Setelah perkara selesai, kembalilah si pemuda Mesir itu dengan Abu Nawas pulang ke rumahnya. Pemuda Mesir itu hendak membalas kebaikan Abu Nawas. Abu Nawas. Berkata Abu Nawas,"Janganlah engkau memberiku barang sesuatupun kepadaku. Aku tidak akan menerimanya sedikitpun jua." Berkata Abu Nawas,"Janganlah engkau memberiku barang sesuatupun kepadaku. Aku tidak akan menerimanya sedikitpun jua." Pemuda Mesir itu betul-betul mengagumi Abu Nawas. Ketika ia kembali ke negeri Mesir ia menceritakan tentang kehebatan Abu Nawas itu Pemuda Mesir itu betul-betul mengagumi Abu Nawas. Ketika ia kembali ke negeri Mesir ia menceritakan tentang kehebatan Abu Nawas itu kepada penduduk Mesir sehingga nama Abu Nawas menjadi sangat terkenal. kepada penduduk Mesir sehingga nama Abu Nawas menjadi sangat terkenal.

Senin, 25 November 2013

WANITA PERTAMA YANG MASUK SURGA.

Suatu hari putri rasulullah SAW, Fatimah Az Zahrah bertanya pada rasulullah SAW : siapakah wanita pertama yang masuk surga setelah Ummahatul mu’minin (istri-istri Nabi Muhammad SAW) ? Rasulullah SAW bersabda : ialah Muti’ah.
Kemudian fatimah Az Zahrah mencari wanita yang bernama Muti’ah tersebut. Setelah berhari-hari fatimah menemukan kediaman dari wanita tersebut. Kemudian atas izin dari suaminya Ali bin abi thalib fatimah mengajak hasan kerumah wanita ersebut dipagi hari. Sesampainya dirumah fatiamah mengetuk pintu dan mengucapkan salam.
Fatimah           :“Assalmualaikum ya ahlil bait”
Mutiah            :Waalaikum salam, siapakah diluar?
Fatimah           : fatimah binti Muhammad SAW.
Muti’ah           : Alhamdulillah, hari ini putraku dikunjungi putri Nabi junjungan alam semesta.
Maka segeralah mutiah membuka pintu rumahnya, dan ketika itu pula mutiah melihat fatimah bersama hasan putanya. Dan seketika itu pula fatimah kaget karena mutiah menutup pintu rumahnya kembali.
Fatimah           : ada apa gerangan wahai muti’ah? kenapa engkau menutup kembali pintu rumahmu? Apakah engkau tidak mengijinkan aku mengunjungi dan bersilatrahim ke rumahmu?
Mutiah            : wahai putri rasulullah, bukannya aku tidak menijinkan engkau masuk kerumahku. Karena keberadaan engkau bersama putramu yang menurut ajaran rasulullah tidak memperbolehkan seorang istri memperbolehkan seorang laki-laki masuk kedalam rumas selagi suami keluar tanpa seizin suaminya. Kembalilah besok sore, saya mintakan ijin dulu kepada suamiku.
Tersentaklah hati fatimah mendengar perkataan wanita mulia ini, bahwa argumen mutiah sesuai dengan apa yang disabdakan ayahnya (Muhammad SAW). Dan berencana kemabli lagi besok sore.
Pada hari berikutnya berencana berangkat, namun husein adik hasan merengek minta ikut. Dan kejadian dihari pertama terulang kembali. Karena yang dimintakan izin hanya hasan saja sedangkan husein belum mendapatkan izin dari suaminya.
Pada hari yang ketiga, kembali Fatimah bersama kedua anaknya datang ke rumah Mutiah pada sore hari. Namun kembali Fatimah mendapati kejadian yang mencengangkan, dia terkagum. Mutiah didapati sedang berdandan sangat rapi dan menggunakan pakaian terbaik yang dipunyai dengan bau yang harum, sehingga Mutiah terlihat sangat mempesona.
Dalam kondisi seperti itu, Mutiah mengatakan kepada Fatimah bahwa suaminya sebentar lagi akan pulang kerja dan dia sedang bersiap-siap menyambutnya. Subhanallah, kita merindukan istri yang demikian. Yaitu ketika suami pulang kerja dia berusaha menyambutnya dengan kondisi sudah mandi, sudah berdandan, sudah memakai pakaian yang bagus, dan siap menyambut kedatangan suami di halaman rumah dengan senyuman terindah penuh kasih dan sayang. Ya Allah, jadikanlah istri-istri kami seperti Mutiah.
Akhirnya Fatimah pulang kembali dengan kekaguman yang tak terperi kepada Mutiah. Dan pada hari yang keempat, Fatimah datang kembali ke rumah Mutiah lebih sore dan berharap bahwa suaminya sudah berada di rumah atau sudah pulang dari kerja. Dan Alhamdulillah memang pada saat Fatimah datang, suami Mutiah baru saja sampai di rumah pulang dari kerja.
Fatimah dan kedua anaknya Hasan dan Husein dipersilahkan masuk oleh Mutiah dan suaminya ke rumahnya. Fatimah melihat sebuah pemandangan yang jauh lebih mengesankan dibanding dengan yang dihadapinya sejak hari pertama. Mutiah sudah menyiapkan baju ganti yang bersih untuk suaminya, sambil menuntun suaminya ke kamar mandi. Mutiah terlihat mulai melepaskan baju suaminya, dan mereka berdua hilang masuk ke bilik kamar mandi. Dan yang dilakukan oleh Mutiah adalah memandikan suaminya. Subhanallah... Tsumma Subhanallah.
Selesai memandikan suaminya, Fatimah menyaksikan Mutiah menuntun suaminya menuju ke tempat makan. Dan suaminya sudah disiapkan makanan dan minuman yang dimasaknya seharian. Sebelum memakan makanan yang sudah disiapkan, Mutiah masuk ke dalam rumah dan keluar dengan membawa cambuk sepanjang 2 meter dan diberikan kepada suaminya dengan mengatakan.
"Wahai suamiku, seharian aku telah membuat makanan dan minuman yang ada didepanmu. Sekiranya engkau tidak menyukai dan tidak berkenan atas masakan yang aku buat, maka cambuklah diriku."
Tanpa bertanya apa-apa, Fatimah sudah memahami apa yang dikatakan oleh ayahnya Rasulullah SAW. tentang wanita pertama penghuni surga setelah para istri Nabi yaitu Mutiah.
Fatimah pulang menangis haru dan bahagia karena sudah mendapatkan jawaban bagaimana istri yang sholihah. Seperti yang ada pada diri Mutiah, yang mendapatkan kehormatan sebagai wanita yang paling dahulu memasuki surga Allah SWT.

Wallahu a'lam bish shawab

BERCERMIN PADA KESABARAN UTSMAN DAN KOKOHNYA UMAR



"Dan berilah perumpamaan kepada mereka(manusia), kehidupan dunia sebagai air hujan yang kami turunkan dari langit, maka menjadi subur karenanya tumbuh-tumbuhan di muka bumi, kemudian tumbuh-tumbuhan itu menjadi kering yang diterbangkan oleh angin, dan Allah Mahakuasa atas segala sesuatu." (Q.S. Al Kahfi: 45)
Al Qur'an menjadi kiblat dan teladannya. Karena itulah menjadikan murninya ibadah dan keagungannya. Seorang laki-laki yang kaya raya, dipenuhi dengan kekayaan duniawi di sekitarnya tapi tetap teguh dan kuat dijalan Allah. Atas kesabarannya menahan diri dari kemewahan dunia, ia habiskan waktu siangnya untuk puasa dan malamnya untuk mendekatkan dirinya dengan Sang Pemilik segalanya. Tidak tergoda dengan berbagai makanan lezat dan empuknya tempat tidur mewah, hanya karena perasaan cintanya pada Allah. Dia adalah seorang laki-laki yang telah mendapat dua orang putri dari seorang manusia pilihan Rasulullah saw, yaitu Utsman bin Affan.
Laki-laki kaya raya ini telah menemukan obat mujarab penangkal godaan duniawi, yaitu dengan kedekatan dirinya pada Allah dan Al Qur'an. Ayat di atas yang selalu membuatnya berguncang dan selalu di ulang-ulangnya. Seorang manusia yang hanya menganggap kekayaan dunia seperti daun kering, kecuali jika dibelanjakan dijalan Allah maka akan berubah menjadi kebaikan dan pahala yang besar.
Kesabaran yang perlu perjuangan besar adalah saat kita berada di puncak kejayaan, terlalu banyak pilihan hingga kita terlalu sulit untuk menjadikan diri ini tidak terlena dengan indahnya dunia. Hanya jiwa yang besar dan kokoh yang selalu dalam dekapan Allah, mampu selamat dari gemerlap dunia. Sabarnya Utsman yang membuat perjanjian dengan dirinya untuk membebaskan hamba sahaya setiap hari Jum'at, dan membantu penduduk mekah saat masa paceklik. Semua dilakukannya untuk mengharap keridhaan Tuhannya.
Utsman seorang yang sangat unik dan luar biasa, memiliki kasih sayang yang sangat besar dan senang dengan menyambung silaturahim. Itu adalah cerminan dari dekatnya hubungan dengan Allah di waktu siang dan malamnya. Banyaknya puasa dan kekuatan bangun di malam harinya.
Dan sekarang mari kita bercermin kepada seorang Umar bin Khattab, kekokohan 'azamnya untuk merubah diri lebih baik. Dan inilah ungkapan yang sering diulangnya:

"Dahulu engkau amatlah rendah, lalu Allah tinggikan kedudukanmu, dahulu engkau sesat kemudian Allah berikan petunjuk kepadamu, dahulu engkau hina, kemudian Allah muliakan dirimu. Maka, apakah yang akan engkau katakan kepada Tuhanmu esok (di akhirat)?"
Dialah manusia yang sangat lembut hatinya, saat menjadi imam shalat tangisnya yang terdengar hingga shaf terakhir. Yang selalu mencucurkan airmata di setiap suapan makanan lezat, minuman dingin yang menyegarkan. Seorang laki-laki yang benar-benar takut akan kebesaran Allah, tunduk dan patuh kepada-Nya dengan penuh penghormatan dan rasa malu bila menghadap-Nya dalam keadaan kekurangan.
Padahal Rasulullah telah mengabarkan jaminan surga baginya. Namun ia sungguh lebih kuat dari semua syahwat dan godaan, hingga seolah-olah ia benar-benar ma'shum (terjaga) dari segala kesalahan. Ia sangat takut, berhati-hati dan malu kepada Allah.
Bagaimana ia mencontoh Rasulullah yang memenuhi malamnya dengan tahajjud dan beribadah pada-Nya, serta siangnya dipenuhi dengan puasa dan jihad. Inilah penghormatan sebaik-baik penghormatan. Inilah ungkapan rasa syukur kepada Allah dengan sebaik-baik syukur. Hubungannya dengan Allah bukan karena ketakutan akan siksanya tetapi karena kecintaan dan pengagungan kepada Allah dan rasa malu pada-Nya.
Ia senantiasa memacu dirinya melampaui batas kemampuannya untuk meraih sebanyak-banyak makrifat dan syukur kepada sang penciptanya. Rasa malunya kepada Allah telah menjauhkannya dari kemewahan dunia, bahkan dari ketenangan dunia. Ia dan keluarganya tidak mau makan kecuali makanan pokok untuk kekuatan tubuhnya, tidak pula menginginkan kehidupan kecuali sekadarnya.
Dengan cermin yang begitu mempesona itu, semoga mampu menjadikan diri kita terpacu untuk melakukan kebaikan dan meluruskan niat karena kecintaan kita kepada Allah. Bersama-sama kita berlomba dalam kebaikan, mengingatkan dalam kebenaran. Mengingatkan akan adanya akhirat, dan perhitungan amal serta pertanggungjawaban setiap amalan.
"Bacalah catatan amalmu, cukuplah dirimu sendiri hari ini sebagai penghisab terhadapmu," (QS. Al Isra: 14)
Setiap saat memantau diri dan setiap amalan kita. Apakah yang telah kita berikan kepada Allah? Apakah telah cukup bekal kita untuk menghadap-Nya?

"Apakah kamu mengira bahwa kami menciptakan kalian dengan sia-sia dan sesungguhnya kalian akan dikembalikan?"(QS Al Mukminun: 115)
Berharap kita kembali kepada-Nya dengan sebaik-baik iman, Islam dan ketaqwaan. Hingga Allah ridha dan masukkan kita ke dalam surga-Nya. Aamiin.