Jumat, 13 Desember 2013
Pengertian, Dasar, dan Tujuan Akidah Akhlak
A- Pengertian Akidah Akhlak
Menurut bahasa, kata aqidah berasal dari bahasa Arab yaitu [عَقَدَ-يَعْقِدُ-عَقْدً]
artinya adalah mengikat atau mengadakan perjanjian. Sedangkan Aqidah
menurut istilah adalah urusan-urusan yang harus dibenarkan oleh hati dan
diterima dengan rasa puas serta terhujam kuat dalam lubuk jiwa yang tidak
dapat digoncangkan oleh badai subhat (keragu-raguan). Dalam definisi
yang lain disebutkan bahwa aqidah adalah sesuatu yang mengharapkan hati
membenarkannya, yang membuat jiwa tenang tentram kepadanya dan yang menjadi
kepercayaan yang bersih dari kebimbangan dan keraguan.
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat
dirumuskan bahwa aqidah adalah dasar-dasar pokok kepercayaan atau
keyakinan hati seorang muslim yang bersumber dari ajaran Islam yang
wajib dipegangi oleh setiap muslim sebagai sumber keyakinan
yang mengikat.
Sementara kata “akhlak” juga berasal dari bahasa Arab, yaitu
[خلق] jamaknya [أخلاق] yang artinya
tingkah laku, perangai tabi’at, watak, moral atau budi pekerti. Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia, akhlak dapat diartikan budi pekerti,
kelakuan. Jadi, akhlak merupakan sikap yang telah melekat pada
diri seseorang dan secara spontan diwujudkan dalam tingkah laku
atau perbuatan. Jika tindakan spontan itu baik menurut pandangan akal dan agama,
maka disebut akhlak yang baik atau akhlaqul karimah, atau akhlak mahmudah.
Akan tetapi apabila tindakan spontan itu berupa perbuatan-perbuatan yang
jelek, maka disebut akhlak tercela atau akhlakul madzmumah.
B. Dasar Akidah Akhlak
Dasar aqidah akhlak adalah ajaran Islam itu sendiri yang
merupakan sumber-sumber hukum dalam Islam yaitu Al Qur’an dan Al Hadits. Al
Qur’an dan Al Hadits adalah pedoman hidup dalam Islam yang menjelaskan kriteria
atau ukuran baik buruknya suatu perbuatan manusia. Dasar aqidah akhlak yang pertama
dan utama adalah Al Qur’an dan. Ketika ditanya tentang aqidah akhlak Nabi
Muhammad SAW, Siti Aisyah berkata.” Dasar aqidah akhlak Nabi Muhammad SAW
adalah Al Qur’an.”
Islam mengajarkan agar umatnya melakukan perbuatan baik
dan menjauhi perbuatan buruk. Ukuran baik dan buruk tersebut
dikatakan dalam Al Qur’an. Karena Al Qur’an merupakan firman Allah, maka
kebenarannya harus diyakini oleh setiap muslim.
Dalam Surat Al-Maidah ayat 15-16 disebutkan yang artinya
“Sesungguhnya telah datang kepadamu rasul kami, menjelaskan kepadamu
banyak dari isi Al-Kitab yang kamu sembunyikan dan banyak pula yang
dibiarkannya. Sesungguhnya telah datang kepadamu cahayadari Allah dan kitab
yang menerangkan. Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang
mengikuti keridhaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula)
Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang
terang benderang dengan izinNya, dan menunjuki meraka ke jalan yang lurus.”
Dasar aqidah akhlak yang kedua bagi seorang muslim adalah
AlHadits atau Sunnah Rasul. Untuk memahami Al Qur’an lebih terinci,
umat Islam diperintahkan untuk mengikuti ajaran Rasulullah SAW,
karena perilaku Rasulullah adalah contoh nyata yang dapat dilihat dan
dimengerti oleh setiap umat Islam (orang muslim).
C. Tujuan Akidah Akhlak
Aqidah akhlak harus menjadi pedoman bagi setiap muslim.
Artinya setiap umat Islam harus meyakini pokok-pokok kandungan aqidah
akhlak tersebut. Adapun tujuan aqidah akhlak itu adalah :
a) Memupuk dan mengembangkan dasar ketuhanan yang sejak
lahir. Manusia adalah makhluk yang berketuhanan. Sejak
dilahirkan manusia terdorong mengakui adanya Tuhan. Firman Allah dalam
surah Al-A’raf ayat 172-173 yang artinya “Dan (Ingatlah), ketika Tuhanmu
menguluarkan kehinaan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil
kesaksian terhadap jiwa mereka, seraya berfirman: “Bukankah Aku ini
Tuhanmu? “, mereka menjawab: “Betul (Engkau Tuhan kami), kami jadi saksi”
(Kami lakukan yang demikian itu), agar dihari kiamat kamu tidak
mengatakan: “Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang
lengah terhadap ini (Keesaan tuhan)” atau agar kamu tidak
mengatakan: “Sesungguhnya orang-orang tua kami telah mempersekutukan
Tuhan sejak dulu, sedang kami ini adalah anak-anak keturunan yang
(datang) sesudah mereka. Maka apakah Engkau akan membinasakan
kami karena perbuatan orang-orang yang sesat dahulu?” Dengan naluri
ketuhanan, manusia berusaha untuk mencari tuhannya, kemampuan akal dan
ilmu yang berbeda-beda memungkinkan manusia akan keliru mengerti tuhan.
Dengan aqidah akhlak, naluri atau kecenderungan manusia akan keyakinan
adanya Tuhan Yang Maha Kuasa dapat berkembang dengan benar.
b) Aqidah akhlak bertujuan pula membentuk pribadi muslim
yang luhur dan mulia. Seseorang muslim yang berakhlak mulia senantiasa bertingkah
laku terpuji, baik ketika berhubungan dengan Allah SWT, dengan sesama
manusia, makhluk lainnya serta dengan alam lingkungan. Oleh karena itu,
perwujudan dari pribadi muslim yang luhur berupa tindakan nyata menjadi
tujuan dalam aqidah akhlak.
c) Menghindari diri dari pengaruh akal pikiran yang
menyesatkan. Manusia diberi kelebihan oleh Allah dari makhluk lainnya
berupa akal pikiran. Pendapat-pendapat atau pikiran-pikiran yang
semata-mata didasarkan atas akal manusia, kadang-kadang menyesatkan
manusia itu sendiri. Oleh karena itu, akal pikiran perlu dibimbing oleh
aqidah akhlak agar manusia terbebas atau terhindar dari kehidupan
yang sesat.
0 komentar:
Posting Komentar